Cerpen : Kuas Pemberian Mama

10:17 PM Unknown 1 Comments


 Oleh : Nurfadhilah Bahar

Hari demi hari yang terus berlalu. Seorang gadis kecil duduk termenung diatas kursi roda di taman belakang rumah. Wajahnya yang selalu ceria, kini tampak murung menatap awan putih yang terus berjalan. Rambutnya ikal berwarna hitam, kulit putih, pipinya yang tembam bak buah tomat, matanya begitu indah dan alisnya yang tebal. Sungguh cantik gadis itu.
            Seorang wanita paruh baya menghampiri gadis itu dengan membawa sebuah kanvas dan cat air.

1 komentar:

Afgan Idamanku

6:27 AM Unknown 0 Comments



By: Nurfadhilah Bahar

            Aku tak sanggup melihat wajahnya yang sungguh memesona. Rambutnya sedikit gondrong dan ikal. Kulitnya yang kecokelatan dan memakai kacamata. Lesung pipit yang menggairahkan. Benar-benar  tipe cowok yang ku idam-idamkan. Gayanya yang keren mirip artis beken. Afgan. Ya, aku sering menyebutnya Afgan semenjak aku belum kenal namanya. Walaupun saat ini aku sudah tahu namanya yang asli, aku akan tetap menyebutnya Afgan. Karena wajahnya selalu mengalihkan duniaku.

0 komentar:

Wanita Oleh Kekangan Adat

9:15 PM Unknown 0 Comments

by : Nurfadhilah Bahar
Bukankah hal yang benar jika dikatakan bahwa keyakinan Islamlah yang menempatkan perempuan dalam posisi rendah. Walaupun Al-qur’an membuktikan bahwa posisi perempuan dibawah laki-laki. Namun, Nabi Muhammad mengajarkan kebaikan hati dan keadilan kepada perempuan.

            Inilah adat di negeri kami yang harus di patuhi. Adat yang membiasakan para lelaki bersikap kasar terhadap perempuan. Adat yang membiarkan ketidakadilan antara laki-laki dan perempuan.
***

0 komentar:

Under Our Chestnut

3:30 AM Unknown 0 Comments

Pagi berselimut dingin. Embun diluar sana seakan menyiratkan sesuatu. Badai besar akan datang. Namun, tak ’kan ada yang dapat menghalangiku untuk tetap keluar rumah sepagi itu. Kulangkahkan kakiku yang terasa berat akibat tumpukan salju yang menggumpal dipergelangan. Berjalan terus melawan badai salju yang mengerikan. Jejak-jejak kakiku disepanjang perjalanan akhirnya berhenti tepat dibawah pohon chesnut ini. Aku yakin, ia pasti akan datang.

0 komentar: