Parepare dan Monumen Cinta Sejati

7:38 PM Unknown 1 Comments

“Kamu itu orang paling keras kepala yang pernah aku kenal. Tapi jika aku harus mengulang hidupku, aku akan tetap memilih kamu.” ~Habibie dan Ainun~

Sebenarnya aku bingung mau menulis apa mengenai kota Parepare. Aku tidak cukup banyak menikmati kota itu. Hanya menghilangkan kepenatan dengan mengikuti kegiatan di sana. Aktivitas yang cukup menoton selama dua hari. Pagi masuk forum, mendengarkan materi sampai larut malam, pulang ke hotel naik bus bersama rombongan peserta, curhat dengan teman sekamar, menyempatkan menulis sebentar, lalu tidur. 

Bukan murni berjalan-jalan, seperti pergi ke pantai, mengunjungi banyak tempat, membeli jajanan khas daerah, berfoto atau mengabadikan momen-momen menarik. 

Dalam tulisan ini, aku  tidak ingin menceritakan kisah cinta Habibie Ainun atau menjelaskan bagaimana monumen cinta sejati ini akhirnya dibuat dan diresmikan oleh mantan presiden kita. Cukup kita tahu bahwa cinta mereka itu abadi. Cinta mereka adalah suatu ikrar yang diperjuangkan hingga maut memisahkan. Tidak ada drama menyedihkan selain berjuang bersama-sama untuk melawan penderitaan. 

Yang ingin kubilang adalah: betapa menemukan seseorang yang sangat berarti dalam hidup dan membuat kita benar-benar merasa nyaman itu tidak mudah. Kita kadang dipertemukan dengan seseorang yang pada akhirnya akan pergi, hanya untuk diberitahu bahwa dia bukan milik kita. Bertemu, lalu membentuk kenangan, berpisah, merasa kehilangan dan akhirnya saling melupakan. Sebuah siklus panjang untuk menemukan cinta sejati. Tentu Habibie juga pernah mengalami siklus itu.

Aku merasa ingin bebas dari siklus panjang itu. Sangat melelahkan apabila terus terjadi. Kau tahu, aku kadang susah melupakan. Selalu gagal move on. Hal-hal yang sering dirasakan oleh remaja labil yang akan tumbuh menjadi pribadi dewasa. Jika kau jadi aku, kau pasti setuju. 

Pertengahan tahun ini adalah momen yang paling berharga dalam hidupku. Mengapa? Karena aku telah melewati satu siklus cinta yang rumit. Itulah yang membuatku bertambah kuat dan dewasa. Apa aku terpuruk? Mana mungkin. Aku masih bisa menjalani hari-hariku seperti biasa meski kadang terbayang akan kenanganku bersamanya. Bahkan nafsu makanku akhirnya kembali. Aku mengerjakan skripsiku, dan lihat, aku keranjingan menulis blog. Semua berkat penerimaan yang aku lakukan dengan tulus. 

Pertama kali aku melihat diriku dalam keadaan terpuruk ketika aku harus kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupku. Tahun 2009, kelas tiga sekolah menengah pertama, Mama pergi dan meninggalkan seribu satu senyuman di wajahnya. Rindu tak berkesudahan. Aku merasa kehilangan. 

Sejak saat itu aku menyukai bintang. Diantara beribu bintang di langit, ada satu bintang paling bersinar di atas sana. Dan kuharap dia adalah Ibuku. Jika orang bertanya, siapakah cinta pertamamu, maka kujawab, Ibu, dan tak pernah ada yang bisa menggantinya. Kehilangan adalah bagian dari siklus cinta yang harus kita lewati. Dan itu wajib!

Setiap masalah yang datang selalu kupercaya akan meninggalkan pelajaran hidup. Aku menjalani kehidupan panjang seperti buku pelajaran yang setiap babnya berisi mata pelajaran baru. Seperti novel yang dipenuhi konflik berkepanjangan dan berakhir dengan penyelesaian, entah itu happy ending ataukah sad ending.

Sekarang sudah waktunya untuk berbenah. Menata hati dan menerima segala kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kembali memikirkan hal-hal yang ingin kulakukan beberapa waktu ke depan. Pekerjaan dan sesuatu yang lebih baik menanti di ujung sana. Aku akan segera menjemputnya. Sebentar lagi.

Lima bulan lagi pergantian tahun. Dan aku masih sendiri. Aku menertawakan diriku sendiri. Hei, resolusiku tahun ini bukan menikah! Masih banyak hal yang harus kuperbaiki untuk memantaskan diri. Cinta sejati akan datang di waktu yang tepat. Tak terduga dan membuat kejutan. Tak ada yang bisa kau lakukan selain percaya. 

Kini, ada hal lain yang harus kucapai terlebih dahulu. Seperti menyelesaikan skripsi, mengerjakan proyek menulis, memantapkan penguasaan bahasa inggris, dan cepat move on lah. Ah, kuharap aku benar-benar melihat diriku memakai toga tahun ini. 

Parepare menurutku adalah kota yang romantis. Kota yang melahirkan pemimpin revolusioner seperti Habibie--seorang lelaki yang hanya setia pada satu nama, Ainun. Parepare dan monumen cinta sejati menjadi saksi bahwa dihari itu aku telah mengakhiri segalanya. Antara aku dan dirinya telah berdamai dengan perasaan.

Gowa|05/08/2017|07:29 WITA

1 komentar:

Belajar Jurnalistik Tak Kenal Siapa

10:05 PM Unknown 2 Comments

Suasana pelatihan jurnalistik dan pengelolaan database daring nasional yang digelar oleh MPI Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Diikuti sekitar 6 MPI PWM dan 16 MPI PDM di Nusantara.
Tujuan saya berangkat ke kota Pare-Pare (masih bagian dari Sulsel) sebenarnya memiliki beberapa motif. Selain mengikuti Pelatihan Jurnalistik yang digelar Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama tiga hari (28-30 July), saya ingin jalan-jalan sebentar. Seharusnya saya sudah berada di Luwu Utara selasa kemarin, tapi berhubung saya baru keluar dari rumah sakit, saya tak diizinkan untuk pergi terlalu jauh. Takut akan ada yang rindu, sepertinya.

Makassar membosankan. Bikin sesak. Suka macet. Apalagi kampus saya dipenuhi oleh mahasiswa yang mau ujian tutup. Sementara ujian hidup saya belum kelar-kelar, hehe. Belajar sambil jalan-jalan di luar daerah mungkin menarik. Tapi jangan belajar sambil jalan beneran, nanti kesandung. -,-

Pikiran saya sebelum berangkat, pelatihan jurnalistik oleh MPI PP Muhammadiyah pasti para pesertanya kebanyakan orang-orang yang sudah berumur, level Ayahanda gitu. Tapi masa iya mereka masih mau ikut pelatihan jurnalistik? Dan nyatanya, memang benar. Para peserta muda seperti saya masih kalah dengan mereka yang sudah tua. 

Saya sangat senang dengan masyarakat Muhammadiyah di berbagai daerah dan wilayah di nusantara karena masih peduli dengan perkembangan era digital dan publikasi saat ini. Keberadaan media massa, baik cetak maupun online membuat masyarakat berbondong-bondong tidak hanya mengonsumsi tetapi juga mempelajarinya. Saya jadi berpikir bahwa jurusan jurnalistik akan benar-benar punah. Semua orang bisa jadi jurnalis tanpa mengikuti pendidikan formal. Orang-orang yang direkrut menjadi wartawan di sebuah media tidak lagi dilihat dari latar belakang mereka, tetapi mempertimbangkan skill yang dimiliki. Itulah alasannya kenapa pelatihan jurnalistik ini gencar-gencarnya dilakukan di setiap lembaga-lembaga. 

Mengikuti pelatihan seperti ini bukan yang pertama kali tentunya. Lagipula materi-materi yang disampaikan dalam pelatihan ini sudah kukhatamkan pada mata kuliah saya. Beberapa pertanyaan yang diajukan peserta sekiranya sudah bisa kuprediksi jawabannya jika itu berkaitan dengan jurnalistik. Lalu mengapa saya masih tetap ingin belajar? Harus dipahami, manusia memang selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya. 

Seseorang nge-chat saya di WA, “Dek, bertanya nah. Keluarkan semua ilmu ta’.” Saat itu saya sedang menyimak salah satu materi dari Ketua MPI PP Muhammadiyah. Saya lalu berpikir bahwa saya ikut pelatihan bukan untuk pamer kehebatan, pamer ilmu atau memperlihatkan sudah sejauh mana kiprah saya di bidang ini. Tidak sama sekali. Saya datang jauh-jauh karena merasa masih butuh banyak asupan ilmu. Menyegarkan ingatan saya kembali tentang jurnalistik dan tentu dalam kaitannya dengan persyarikatan. Karena saya lahir dari keluarga Muhammadiyah, dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah, teman-teman saya kebanyakan orang Muhammadiyah, maka saya juga harus turut dalam mengembangkan persyarikatan Muhammadiyah. Tentu dengan skill dan bidang yang saya geluti. 

Kembali lagi, semangat anggota MPI sebagai penyalur informasi seputar Muhammadiyah patut diacungi jempol. MPI adalah lembaga yang berdiri di bawah naungan Muhammadiyah. Yang tentu orang-orang di dalamnya bekerja ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun. 

Wajah-wajah para peserta jurnalistik.
Ini kali pertama saya mengikuti pelatihan jurnalistik yang diikuti oleh orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Namun, yang membuat saya sedih, dari puluhan orang, peserta perempuan hanya segelintir. Tidak sampai sepuluh orang. Apa yang menjadi sebab? Di kampus saya, perempuan yang aktif di media kampus itu lebih banyak daripada laki-laki. Terbukti tiga tahun berturut-turut, Direktur Pemberitaan (Pimpinan Redaksi) UKM LIMA Washilah  (media kampus UIN Alauddin Makassar) adalah seorang perempuan. Banyak yang bertahan dan tak sedikit pula yang mundur perlahan-lahan. 

Kerja-kerja jurnalistik memang kerja-kerja ikhlas. Mereka yang mundur adalah yang tidak punya tujuan jelas mengapa ia harus bertahan. Apalagi perempuan. Saya bertahan di bidang ini bukan karena ingin menjadi jurnalis profesional, menghabiskan hidup saya untuk mencari berita. Saya bertahan karena mau belajar. Belajar bukan berarti harus menjadi sesuatu yang sudah dipelajari. Tapi, belajar untuk mengajarkan sesuatu itu kepada orang lain. Makanya, proses itu penting. Yang sia-sia jika kita berhenti di tengah jalan, menyerah dan akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. 

Intinya, jurnalistik itu bisa dipelajari oleh siapa saja. Anak muda, orang tua, laki-laki atau perempuan bisa turut andil di dalamnya. Tak kenal siapa orangnya, tak kenal berapa umurnya.

Pare-Pare|29/07/2017|12:12 WITA

2 komentar:

Sebuah Renungan Pagi Ini

5:14 PM Unknown 0 Comments

Tulisan ini adalah hasil renungan saya pagi ini. Kemarin, saya dikejutkan penawaran seorang dosen. Dosen yang selalu memarahi saya karena selalu lupa memberikan kontak telepon dan lupa menyimpan kontak teleponnya. 

“Kenapa tidak angkat telepon saya?” katanya saat berpapasan di Masjid.

Saya malah cengengesan. “Telepon yang mana ya, Pak?”

“Wah ini nih, ciri-ciri mahasiswa durhaka. Berkali-kali di suruh save nomor saya, tidak pernah di save. Mentang-mentang sudah mau lulus, dosennya dilupakan.” 

Aduh, terkutuklah saya. Saya lalu berpikir, sebelum itu ada nomor tak dikenal masuk ke handphone-ku. Barangkali itu nomornya Bapak.

“Maaf, maaf, Pak. Iya, iya, saya save.” 

Setelah percakapan yang tak penting itu, Bapak lalu menawarkan sebuah proyek. Proyek menulis biografi seorang tokoh (maaf, belum bisa saya sebutkan siapa). Dan itu membuat saya terkejut. Jujur, saya senang, ini adalah kesempatan buat saya untuk bisa kembali menulis yang tentu bermanfaat buat orang lain dan salah satu impian mengapa saya ingin menjadi penulis. Semoga saja bisa terealisasi. Amiin...

Saya lalu berpikir, mungkinkah ini jawaban atas segala kerisauan saya akhir-akhir ini. Setiap kesusahan ada kemudahan. And that's right. John Lennon bilang, “life is what happens to you while you’re busy making other plans.” Kita tidak tahu apa rencana yang akan Allah berikan kepada kita. Rencana kita yang awalnya B, ternyata Allah kasih rencana A yang nyatanya jauh lebih baik dibanding rencana kita. Hidup tanpa GPS itu emang seru, kata Gita Savitri.

Betapa Allah memberikan nikmat yang begitu besar kepada setiap makhluknya. Kita terbangun dari tidur, lalu mengambil air wudhu dan bersujud kepadaNya. Berdo’a. Bercengkrama kepada Sang Pencipta. Kita selalu meminta, meminta, dan meminta. Allah memberi petunjuk, mengabulkan do’a, melindungi, menentramkan hati. Lantas, apa yang kita lakukan untuk membalas itu semua?

Allah menitipkan harta kepada kita, rezeki yang melimpah, jodoh yang sesuai cerminan diri kita, tapi mengapa masih banyak manusia yang tidak bersyukur? Banyak manusia yang tidak menyadari bahwa itu semua hanyalah titipan. Suatu saat semua itu akan diambil kembali. Kita yang tak menyadari lalu menangis, marah kepada Allah, menyalahkan takdir yang telah ditetapkan. Ketika kita mendapatkan kesulitan itu, diberi cobaan, barulah kita mengingat Allah, sementara di hari-hari yang sehat dikala bergelimangan harta, kita lupa beribadah. Sungguh kita makhluk yang tidak tahu diri. 

Allah itu tidak pernah tidur. Allah mengawasi kita 24 jam non-stop. Setiap kita berbuat kebaikan ataupun keburukan, malaikat-malaikat Allah tidak akan keliru mencatat apa yang telah kita perbuat. Catatan yang nantinya akan ditakar lalu ditentukan tempat kita di akhirat kelak. 

Maka berbekallah. Kita tidak tahu kapan kematian akan datang. Entah itu esok atau lusa, setahun atau dua tahun kemudian. 

Gowa|25/07/2017|07:45 WITA

0 komentar:

Keputusan Cepat Membawa Petaka

4:54 PM Unknown 0 Comments

Memutuskan untuk tetap bersamanya adalah hal yang absurd. Memutuskan untuk pergi darinya pun rasanya sangat sulit. Ini yang membuat kita kadang dilema. Tapi saya tidak pernah bermain-main soal perasaan. Dan perasaan bukan untuk dipermainkan.

Memutuskan sesuatu adalah perkara yang sulit. Setelah kejadian yang saya alami belakangan ini, saya menilai bahwa keputusan yang terlalu cepat akan membawa petaka. Bisa membuat orang lain menjadi kecewa, sakit hati, pergi, atau bahkan mati, barangkali. Kita selalu dihadapkan dua pilihan, antara ya atau tidak. Dan pilihan itu tentu ada di tangan kita. Salah sedikit, kemungkinan besar akan datang malapetaka.

Ketika kita kemudian harus memilih perihal sesuatu yang sangat rumit, yang masing-masing akan menanggung resiko besar, maka keputusan tidak harus ditetapkan saat itu juga. Sebelum memutuskan sesuatu tentu saya berpikir panjang, seribu kali. Hanya jika keputusan tidak tepat, lalu dibatalkan, itu karena keputusan belum matang.

Mempertimbangkan sesuatu, apabila kau sedang berpikir baik dan buruknya. Jika mudharatnya lebih besar daripada manfaatnya, maka tentu kau pasti akan menolaknya. Sebaliknya, jika manfaatnya lebih besar daripada mudharatnya, kau pasti akan menerima.

Maka, berpikirlah dengan matang dan putuskanlah dengan bijak.

Gowa|24/07/2017|19:46 WITA

0 komentar:

Kehilangan (?)

4:53 PM Unknown 2 Comments

http://motivaksi.blogspot.co.id/
Saat bangun dari tidurku, saya mulai menyadari satu hal. Saya tidak sedang bermimpi dan apa yang saya alami benar-benar nyata. Saya sungguh merasa kehilangan sesuatu yang pernah kuanggap akan menjadi milikku selamanya. 

Hari-hari yang kulalui tidak seperti biasanya. Kurang semangat. Sepi. Tapi saya selalu menyadari bahwa kesepian bukanlah hal yang harus dikeluhkan. Bukan pula hal yang perlu disesalkan. Tidak bisakah saya menjalani kehidupan seperti biasanya? Di saat sebelum Allah menghadirkan sesuatu itu dalam diri saya. Di saat sebelum Allah memberikan rasa kenyamanan itu dalam hati saya. Tapi dibalik semua itu, keyakinanku pada Allah lebih dari segalanya. Aku yakin janji Allah pasti akan datang.

Seperti itulah kira-kira ketika harus mengalami kehilangan. Ini bukan yang pertama, sebab Allah telah memberiku ujian yang sama sebelumnya. Tapi saya pikir ujian ini tingkatannya lebih rumit. Sementara Allah menjanjikan kedudukan yang lebih tinggi bagi setiap mukmin yang mampu melewati ujian tanpa melanggar aturanNya. Dan kejadian inilah yang membuatku sadar bahwa segala sesuatu tidak akan terjadi begitu saja. Tidak akan pernah sia-sia. Allah punya rencana yang selalu baik untuk kita. Maka beruntunglah bagi orang yang dapat memetik hikmah dari peristiwa yang dialaminya. Dan saya berharap, kau, sama seperti apa yang kulakukan.

Saya lalu teringat ketika Marya (dalam novel yang ditulis Hendrasmara—sebuah kisah yang nyata) harus kehilangan orang yang sangat dicintainya. Semangat Marya dalam menjalani kehidupan setelah kematian Pierre, suaminya tak pernah padam meski dalam dirinya sebuah hati telah remuk dan hancur berkeping-keping. Jika Marya yang masih kuat walaupun harus dipisahkan dengan suami oleh kematian, mengapa saya yang hanya dipisahkan oleh keadaan harus merenungi masa lalu dan bersedih? Tidak. Itu tidak akan kubiarkan. Biarlah semua berlalu dan yang ada hanya masa depan.

Setelah menuliskan ini, hati saya lebih segar. Semoga yang merasa kehilangan, bisa segera melupakan. Allah pasti akan menggantikan dengan sesuatu yang jauh lebih baik. 

Gowa|23/07/2017|06:47 WITA

2 komentar:

Memulai Kembali Dari Hati

3:43 PM Unknown 0 Comments

http://www.bintang.com/celeb/read/2571137
Setelah mengalami patah hati yang cukup serius, saya lalu teringat sebuah blog lama yang menanti diisi kembali. Ibarat hati yang ingin dihidupkan setelah lama mengurung diri dalam penantian. Saya bersemangat lagi untuk menulis dan ingin menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif. Seperti melupakan masa lalu dan menata hati untuk yang lebih baik.

Sesuatu yang tidak seharusnya menjadi milik kita, tentu tidak boleh kita miliki, sekeras apapun kita meminta. Apalagi jika itu telah menjadi milik orang lain. Oleh karenanya, salah satu jalan keluar adalah ikhlas. 

Tapi ini bukan tentang masa lalu atau mengikhlaskan sesuatu, sebab segala isi hati tidak semua orang bisa mengetahui. Satu-satunya tempat terbaik untuk mengadu dan mencurahkan isi hati hanyalah Allah. 

Well, setelah membaca beberapa karangan dari para penulis novel, saya lalu berpikir betapa para penulis itu memiliki kesabaran yang luar biasa. Mereka menulis dengan tabah, mencari ide, berusaha keras agar karyanya terbit dan laku di pasaran. Ada yang menggarap novel selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Ditolak berkali-kali, direvisi berkali-kali pula. Hanya orang yang memiliki kesabaran, menghargai waktu dan disiplin yang mampu melakukannya. Dan itu semua karena mereka memulai kembali dari hati.

Di lain tempat, ada banyak pendaki yang berhasil menaklukkan gunung tertinggi. Mereka bersumpah tidak akan kembali jika tak sampai pada tujuan.  Bahkan ada yang rela menanggalkan jiwanya demi ambisi menancapkan bendera kebanggaannya di puncak gunung. Itu karena mereka memulai kembali dari hati. 

Saya lalu melihat para sarjana muda berfoto dengan memegang bunga pemberian sahabatnya, keluarganya, kekasihnya. Raut wajah sumringah terlihat jelas dan nampak kebahagiaan yang tidak terkira. Tapi coba kau lihat dibalik jas hitam usai yudisium, betapa ujian demi ujian, revisi demi revisi memenuhi otaknya. Bahkan mungkin lebih sulit karena ada yang dipersulit. Namun, semua itu karena mereka memulai kembali dari hati.

Dan sekarang, saya ingin memulai kembali semuanya. Setelah kemarin disibukkan dengan berbagai macam kegiatan, mulai dari kegiatan organisasi hingga akademik, dan kali ini sedang mengejar gelar yang tentu bagi mahasiswa tingkat akhir tak pernah lepas dengan bayang-bayang skripsi, sepertinya saya juga harus memulai kembali dari hati. Layaknya para penulis, pendaki gunung, ataukah para sarjana muda yang memulai impiannya dari hati setelah melewati masa krisis atau kegagalan. Karena semua yang kita inginkan, berawal dari hati, ikhlas dan tulus. 

Mari memulai kembali dari hati.

Nurfadhilah Bahar|22/07/2017|06.32 WITA

0 komentar:

Pengalaman Magang di Televisi Nasional (Trans|7), Part I

8:29 PM Unknown 2 Comments

Gedung Trans Media, Jl. Kapten Tendean, Jakarta Selatan
Pada kesempatan kali ini, saya mau menceritakan pengalaman saat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) atau lebih tepatnya “magang” di salah satu perusahaan media nasional, yaitu Trans Tujuh (Trans|7). Kalian yang pengen banget magang di televisi nasional pasti penasaran bagaimana kerja para crew buat menayangkan program di televisi. Apa aja kerjanya anak magang dan yang paling penting gimana caranya bisa magang di sana. Well, karena nggak pede nge-vlog macam para artis atau youtubers, mending nge-blog aja biar sekalian bisa mengembangkan bakat menulis.

Sebenarnya, saya termasuk mahasiswa yang paling lama untuk melaksanakan PPL. Teman-teman lain sudah pada kelar magang di media-media lokal, tapi karena saya harus menyelesaikan urusan negara, *eh maksud saya urusan organisasi, makanya PPL saya undur hingga November 2016.

Diterima Magang pake’ Usaha Sendiri!

Magang di televisi nasional sebenarnya adalah impian saya sejak lama. Tentu impian teman-teman juga ‘kan? Siapa coba yang nggak mau magang di media macam Trans 7, Trans TV, TV one, Metro TV, dll. Impian boleh sama, tapi usaha belum tentu sama.

Teman-teman saya yang rencana mau ke Jakarta, malah mengundurkan diri satu per satu dengan alasan biaya yang mahal, repot ini dan itu, pun izin dari kampus yang bertele-tele. Pihak jurusan bilang kalau PPL di luar kota itu hanya diberikan waktu selama dua minggu. Yaelah, dua minggu mah bukan magang, tapi buat jalan-jalan doang.

Tapi, saya dan seorang teman, Zella nggak nyerah hanya dengan hambatan-hambatan yang masih mungkin dihadapi. Alih-alih dua minggu, kita magang di Trans|7 selama dua bulan! Awalnya saya mengirim lamaran magang dibeberapa televisi nasional tapi ditunggu-tunggu belum ada balasan. Hingga pada akhirnya lamaran ketiga, kami mengirimkan CV lewat pos ke alamat Trans|7 dan nggak sampai sebulan HRD trans|7 langsung menghubungi kami untuk wawancara di kantor Trans|7, Menara Bank Mega Jakarta Selatan. Tentu saya bahagia sekali waktu itu. Sesegera mungkin mempersiapkan diri untuk berangkat ke Jakarta pada tanggal yang ditentukan.

Jadi, kalau kalian bener-bener ingin magang di media nasional, saya menyarankan untuk tidak hanya mengirim lewat email. Karena boleh jadi banyak terjadi gangguan saat pengiriman email. Gangguan yang paling sering, misalnya inbox email yang membeludak, bisa nggak masuk atau sampai-sampai nggak semua kebaca oleh HRD. Untuk lebih amannya, ya kirim langsung ke kantornya. Setelah itu, jangan lupa berdo’a ya.

Interview 

Sebelum mulai magang, calon mahasiswa magang terlebih dahulu melakukan interview sesuai tanggal yang ditentukan. Tanggal 7 November saya datang ke Menara Bank Mega, tapi interview dilakukan di News Room Trans|7. Interview ini dilakukan untuk menentukan program mana yang akan kita tempati buat magang. Di Trans|7 ada banyak program news, seperti Jejak Petualang, Bocah Petualang, Khazanah, Selamat Pagi, Doeloe Sekarang, Tau Gak Sih?, dan lain-lain. Nah, saya dan Zella mendapat Program Selamat Pagi, yang tayang live Sabtu-Minggu pukul 6.30 WIB. Nah, setelah itu kami mulai magang Hari Kamis sekaligus mengambil kartu identitas magang.

Pengenalan Production Assistant dan Karyawan-Karyawan Trans|7

Mba Atik mengenalkan kami dengan Production Assistant (PA) selamat pagi. Namanya Mas Ival. PA selain bertanggungjawab menyiapkan program acara hingga selesai, juga diberi tugas membimbing anak magang agar bisa menyesuaikan dengan lingkungan tempat mereka bekerja. Toh, anak magang yang membantu PA agar tugas mereka lebih ringan. PA itu sebuah profesi penting dalam dunia broadcast, tanpa PA program-progam tidak akan berjalan dengan lancar. Jadi, selama saya di Trans|7 yang banyak mengajarkan saya tentang dunia pertelevisian, mengenalkan saya dengan karyawan-karyawan di sana adalah Mas Ival.

Di sana, kami berkenalan dengan banyak karyawan. Selain PA di program-program lain, kita juga berkenalan dengan banyak editor. Editor adalah orang paling berjasa dalam proses penayangan suatu program. Mereka menyunting gambar-gambar sesuai dengan Voice Over (dubbing) sebelum ditayangkan.

Saat berkenalan, karena kita adalah mahasiswa magang yang paling jauh--lintas pulau--kadang-kadang mereka bilang, "kok kalian jauh banget magangnya?" "Wah, jauh-jauh ke Trans7 cuma buat magang?" "Niat banget magangnya, mba?" "Kamu nggak bakal sia-sia deh magang di sini. Nyari ilmu yang banyak yaa.." Ya, saya hanya menanggapi terus terang, kadang senyam senyum atau menambahkan lelucon. Berbagai macam aktivitas para karyawan televisi membuat saya paham bahwa seperti inilah rasanya bekerja di televisi.

Karakter setiap orang memang berbeda-beda, tapi satu hal yang saya dapatkan bahwa setiap orang punya cara sendiri untuk bersosialisasi. Senyuman dan ucapan terima kasih yang selalu saya dengar tiap hari, sapaan mba mas yang ramah, mereka siap ditanya tentang apapun; mulai dari pekerjaan, ilmu tentang broadcast, hingga mereka berbagi banyak tentang pengalaman.

Pengenalan Program Selamat Pagi

Program Selamat Pagi sendiri berada di bawah divisi news, tepatnya di departemen Buletin dan Current Affair. Divisi news, merupakan suatu divisi yang menyajikan sebuah program acara dengan memberikan informasi terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya, namun dibuat secara lengkap dan mendalam.

Buletin dan Current Affair cukup terikat dalam hal penayangannya namun tidak seketat News, batasannya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapatkan perhatian khalayak maka masih dapat disajikan secara menarik dan informatif.

Selamat pagi adalah program acara berita dan talkshow yang dikemas secara ringan dalam sebuah tayangan live. Materi-materi berita ditayangkan dalam bentuk feature news. Feature bukanlah informasi yang harus cepat disajikan seperti berita-berita current affair, itulah sebabnya feature dapat ditayangkan sesuai kebutuhan saja dan tidak terikat dengan waktu penayangan. Berita ringan namun menarik ini memuat informasi yang lucu, unik, aneh dan menimbulkan kekaguman bagi khalayak serta menjadi viral di media sosial.

Selain menampilkan tayangan-tayangan feature, program ini juga menyisipkan berita-berita current affair. Current affair adalah program tentang peristiwa-peristiwa yang sedang atau masih berlangsung sebagai pelengkap dari berita aktual yang sebelumnya disiarkan.

Tak hanya itu, program Selamat Pagi juga menampilkan tayangan-tayangan feature dengan durasi panjang yang memuat tempat-tempat wisata atau kuliner yang ada di Nusantara. Tayangan feature yang satu ini dipandu langsung oleh para reporter lapangan Selamat Pagi, yaitu Kresna Herdianto, Okki Arianto dan Puty Nurul. Sementara materi feature dari manca negara diperoleh dari Youtube.
Selamat Pagi dipandu oleh host berpengalaman yaitu Rio Indrawan dan Annisa Pohan yang on air pada setiap Sabtu dan Minggu.
Di studio beberapa menit sebelum on air
Bersambung ya...:)

2 komentar:

5 Peristiwa Berdarah yang Terjadi pada 14 Februari

4:37 AM Unknown 0 Comments

Tidak hanya identik dengan kematian St. Valentine seorang Pendeta yang dipenggal kepalanya, juga 14 Februari ini merupakan hari dimana banyak orang-orang tewas terbunuh. Berikut ini lima peristiwa berdarah yang terjadi pada 14 Februari yang saya rangkum dari berbagai sumber. 

1779 : Kapten James Cook Dibunuh Penduduk Hawaii

Tahu tidak penemu Kepulauan Hawaii yang indah itu? Ya, dialah Kapten James Cook, seorang Kapten Angkatan Laut Kerajaan, penjelajah navigator asal inggris, dan  juga pembuat peta. Namun sayang, pada tanggal 14 Februari kemalangan menyertainya. Ia dibunuh oleh penduduk pribumi di Kealakekua Bay, Hawaii. Waktu itu, ketika kunjungannya ke Kealakekua, beberapa penduduk Hawai yang terpesona oleh kapal-kapal Eropa itu mengambil salah satu perahu kecil Cook. Seperti halnya di pulau Tahiti dan pulau-pulau lain, Cook akan mengambil sandera sampai barang curian dikembalikan. Ia mencoba untuk mengambil Raja Hawaii, Kalaniopuu sebagai sandera. Akan tetapi penduduk Pribumi Hawaii mencegah hal itu, dan anak buah Cook harus mundur ke pantai. Saat Cook berbalik untuk membantu meluncurkan perahu, ia dipukul oleh penduduk desa dan kemudian ditikam sampai mati. Menurut cerita orang-orang Hawaii, ia dibunuh oleh seorang kepala suku bernama Kalanimanokahoowaha. Siapa sangka Kepulauan Hawaii menjadi akhir penemuan dalam hidupnya.

Kapten James Cook
1945: Hari Peristiwa Pemberontakan PETA

14 Februari memiliki arti penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pasalnya, tepat 72 tahun yang lalu terjadi peristiwa Pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA) di Kota Blitar yang dipimpin oleh Shodancho Supriyadi. Pemberontakan ini merupakan salah satu perlawanan terhadap tentara kekaisaran Jepang yang menguasai Indonesia saat itu. Dinihari 14 Februari 1945 meletuslah tembakan mortir dan peluru dari asrama Tentara PETA di Blitar dan pengibaran bendera Merah Putih tepat diseberang asrama PETA. Dari Tentara dan Komandan yang memberontak, Shodancho Supriyadi hilang dan tidak pernah diketahui jejaknya. Sedangkan komandan yang lain dijatuhi hukuman mati yaitu dipenggal kepalanya di daerah Ancol, dan ada pula yang mendapat hukuman penjara. 

Peristiwa Pemberontakan PETA

1929 : Pembantaian Paling Keji di Dunia Gengster

Tepat 14 Februari 1929 terjadi peristiwa pembantaian paling keji di dunia gengster. Saat itu, di chicago ada dua gang yang bermusuhan. Antara gang westside (gangster italia) yang dipimpin oleh Al-Capone dengan gang Northside (gangster Irlandia) yang dipimpin Bugsy Moran. Permusuhan mereka sudah 5 tahun lamanya. Setiap gang selalu bentrok, mencaplok daerah kekuasaan, dan saling bunuh membunuh. Akhirnya timbul rencana Al-Capone untuk “membunuh lalat dalam sekali tepuk” yaitu saat hari valentine, 14 Februari 1929. Target utama, siapa lagi kalau bukan pemimpin gangster irlandia, Bugsy Moran.

Pada suatu malam valentine, ada seorang yang menawarkan miras curian dengan harga murah, tentu saja itu hanya umpan. Para gangster lalu tertarik dan pergi ke gudang miras. Saat orang yang diduga Bugsu Moran datang ke gudang itu, lalu datang kelompok berpakaian polisi menggrebek sebuah gedung miras ilegal tersebut. Mereka melucuti senjata para gengster tersebut agar tidak terjadi perlawanan. Namun ternyata polisi itu adalah pasukan pembunuh, mereka menembak 6 gangster hingga tewas dan seekor anjing. Belakangan diketahui bahwa mereka salah orang, yang diduga Bugsy Moran rupanya anak buahnya Bugsy Moran yang hanya mirip dengannya. 

Al-Capone yang lolos dari jerat hukum akibat penyelundupan minuman keras, akhirnya ditembak pasukan pembunuh Bugsy Moran setelah mendapat kartu ucapan perayaan valentine yang berisi cacian. Wah, kayak di film-film ya...

Pembantaian Gangster di Gudang Miras

1349 : Ratusan Warga Yahudi Dibakar Sampai Mati

14 Februari merupakan hari duka bagi orang-orang Yahudi. Ribuan warga Yahudi Strasbourg, di Alsace, ditangkapi dan digantung, dibakar sampai mati oleh orang-orang Kristen. Sisanya, penduduk Yahudi diusir dari Kota. Jauh lebih mengerikan jika dibandingkan insiden gangster di Chicago. Alasan pembantaian itu dikarenakan desas-desus yang beredar bahwa orang-orang Yahudi adalah dalang dari penyebaran wabah Black Death (Kematian Hitam) yang melanda seluruh Eropa pada 1348-1350 hingga menewaskan duapertiga dari penduduk benua itu. Mereka dituduh mencemari sumur tempat orang Kristen mengambil air minum. Benar-benar bikin merinding!

Pembakaran ribuan warga Yahudi.


1942 : Pertempuran Pasir Panjang di Singapura

Pertempuran Pasir Panjang yang terjadi di Singapura merupakan salah satu pertempuran paling berdarah antara 1.400 tentara resimen Melayu melawan 13 ribu tentara Jepang. Pertempuran ini dimulai setelah bergeraknya pasukan Tentara Kekaisaran Jepang menuju Pasir Panjang selama Perang Dunia II. Pihak resimen Melayu kehilangan 159 jiwa. Enam dari mereka perwira Inggris, tujuh perwira Melayu, 146 pangkat lainnya dan sejumlah besar korban terluka yang tidak bisa dipastikan jumlahnya. Dalam pertempuran itu resimen Melayu dipimpin Letnan Adnan Saidi yang pada akhirnya gugur di medan Pertempuran.

Replika resimen Melayu pada pertempuran pasir panjang.

0 komentar: