Memulai Kembali Dari Hati
http://www.bintang.com/celeb/read/2571137 |
Setelah mengalami patah hati yang cukup serius, saya lalu teringat sebuah blog lama yang menanti diisi kembali. Ibarat hati yang ingin dihidupkan setelah lama mengurung diri dalam penantian. Saya bersemangat lagi untuk menulis dan ingin menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif. Seperti melupakan masa lalu dan menata hati untuk yang lebih baik.
Sesuatu yang tidak seharusnya menjadi milik kita, tentu tidak boleh kita miliki, sekeras apapun kita meminta. Apalagi jika itu telah menjadi milik orang lain. Oleh karenanya, salah satu jalan keluar adalah ikhlas.
Tapi ini bukan tentang masa lalu atau mengikhlaskan sesuatu, sebab segala isi hati tidak semua orang bisa mengetahui. Satu-satunya tempat terbaik untuk mengadu dan mencurahkan isi hati hanyalah Allah.
Well, setelah membaca beberapa karangan dari para penulis novel, saya lalu berpikir betapa para penulis itu memiliki kesabaran yang luar biasa. Mereka menulis dengan tabah, mencari ide, berusaha keras agar karyanya terbit dan laku di pasaran. Ada yang menggarap novel selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Ditolak berkali-kali, direvisi berkali-kali pula. Hanya orang yang memiliki kesabaran, menghargai waktu dan disiplin yang mampu melakukannya. Dan itu semua karena mereka memulai kembali dari hati.
Di lain tempat, ada banyak pendaki yang berhasil menaklukkan gunung tertinggi. Mereka bersumpah tidak akan kembali jika tak sampai pada tujuan. Bahkan ada yang rela menanggalkan jiwanya demi ambisi menancapkan bendera kebanggaannya di puncak gunung. Itu karena mereka memulai kembali dari hati.
Saya lalu melihat para sarjana muda berfoto dengan memegang bunga pemberian sahabatnya, keluarganya, kekasihnya. Raut wajah sumringah terlihat jelas dan nampak kebahagiaan yang tidak terkira. Tapi coba kau lihat dibalik jas hitam usai yudisium, betapa ujian demi ujian, revisi demi revisi memenuhi otaknya. Bahkan mungkin lebih sulit karena ada yang dipersulit. Namun, semua itu karena mereka memulai kembali dari hati.
Dan sekarang, saya ingin memulai kembali semuanya. Setelah kemarin disibukkan dengan berbagai macam kegiatan, mulai dari kegiatan organisasi hingga akademik, dan kali ini sedang mengejar gelar yang tentu bagi mahasiswa tingkat akhir tak pernah lepas dengan bayang-bayang skripsi, sepertinya saya juga harus memulai kembali dari hati. Layaknya para penulis, pendaki gunung, ataukah para sarjana muda yang memulai impiannya dari hati setelah melewati masa krisis atau kegagalan. Karena semua yang kita inginkan, berawal dari hati, ikhlas dan tulus.
Mari memulai kembali dari hati.
Nurfadhilah Bahar|22/07/2017|06.32 WITA
0 komentar: